Senin, 16 Januari 2012

Daun yang tak bertulang

Bukan alasan yang tepat jika kita merasa harus mendua atau berkhianat  kepada orang-orang disekitar kita ketika kita merasa sampai pada sebuah titik jenuh suasana di sekitar kita. Mungkin untuk beberapa saat kita merasa lega atau bahagia karena dapat menyingkir dari beratnya beban yang kita terima tetapi apakah pernah kita berfikir bagaimana dampak selanjutnya terhadap orang di sekitar kita tersebut dan diri kita sendiri. Coba kita perhatikan kisah berikut ini.
                Suatu hari di sebuah hutan hujan di pedalaman terdapat beberapa buah pohon yang memiliki keistimewaan khusus  yang salah satu diantaranya yaitu pohon yang memiliki daun yang tak bertulang namun memiliki bunga serta buah yang sangat enak bagi para hewan disekitarnya dan juga batang berkualitas paling baik. Hingga suatu hari si daun mengeluh kepada saudara-saudarnya itu……
Daun     : pohon, apakah mungkin saya bisa melihat keatas  dan tau bagaimana langit itu?
Pohon   : maaf saudaraku aku tidak bisa lebih tinggi dari pohon-pohon yang ada di sekitar ku, memang kita hanya sebuah pohon kecil tapi kita bisa menjadi pohon yang bermanfaat bagi sekitar kita apakah kau sadar itu daun.
Daun     : tetap saja, pokoknya aku ingin berpindah dari tubuh mu ini aku ingin melihat bagaimana angkasa dan di sekitar ku
(daun yang tetap pada pendiriannya mencari cara untuk memindahkan tubuhnya kepada pohon yang tertinggi)
Daun     : (berbicara kepada angin dan bunga) wahai saudara ku dapat kah kau membantuku?
Angin    : membantu apa? (terheran)
Daun     : aku ingin tahu bagaimana keadaan di atas dan bagaimana suasana yang ada di langit
Bunga   : baik kami akan membantumu dengan cara penyerbukan menuju pohon yang paling tinggi
Daun     : terima kasih saudaraku, kalian memang yang terbaik.
Bunga   : aku hanya berpesan, jika kau tinggalkan tempat ini kau tidak akan bisa kembali ketempat ini dan kau hanya akan menjadi bagian kecil dari pohon yang akan kau tempati
Daun     : ya tidak apa jika memang syaratnya seperti itu
Angin    : apakah benar kau ingin dan sudah matang kau memikirkannya?
Daun     : iya (dengan tegas dan perasaan senang iya menjawabnya)
Bunga   : baik jika itu kemauanmu. Tolong persiapkan dirimu ketika besok fajar datang sebelum angin barat bertiup
                Keesokan paginya daun telah berkemas dan para kawanan angin barat bertiup untuk menyebarkan serbuk dirinya kepada pohon lain. Hari demi hari, siang berganti malam, pohon yang dulu ditinggali daun tersebut kini menjadi nampak batangnya dan berbuah tidak selebat serta tak sesedap ketika daun tersebut menjadi bagian dari pohon itu. Hewan-hewan yang dulu bernaung dan tinggal di pohon tersebut perlahan mulai berkurang dan pergi meningalkan pohon itu.
                Sampai pada suatu hari manusia datang untuk menebang pohon tersebut karena pohon tersebut memiliki batang yang paling langka dan kuat dari pada pohon lainnya. Daun yang saat itu melihat kejadian tersebut hanya bisa pasrah melihat temannya yang musnah karena ulahnya yang egois dan berkhianat. Kini daun tersebut hanya menjadi daun yang sering terombang-ambing oleh para angin yang menerpanya dan rusak karena begitu sering diterpa hujan, angin, panas. Selain itu daun yang saat dulu memiliki kualitas terbaik untuk memproduksi makanan menjadi berkualitas sangat buruk serta hanya menjadi bagian minoritas dari pohon yang ia tinggali saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar